Thursday, December 30, 2010

HAPPY NEW YEAR


Jujur, saya belum punya rencana apa-apa untuk tahun baru ini . . .

Sebenarnya, bukan acara tahun barunya yang penting. Saya tak peduli, karena bagi saya itu tidak penting. Tetapi saya hanya ingin pergi saja, ke tempat lain, untuk merefresh memori saya, dan menghabiskan sisa hari tenang saya, sebelum ujian akhir.

Tahun 2010 memberikan banyak kenangan untuk saya. Saya jadi tertarik untuk membuat listnya, bolehkan . . :)
  • Blog ini dibuat, tentu saja, hehe . . . Saya pikir, saya butuh media untuk menuangkan pikiran-pikiran, bahkan unek-unek saya
  • Saya bertemu kamu, mengenalmu. Terima kasih yaa, karena telah memberikan warna pada hari-hari saya, dan terima kasih juga, untuk semua senyum, tawa, dan tangisan itu . . . :)
  • Turned 19 -___-", saya semakin beranjak meninggalkan masa-masa remaja saya ternyata
  • Indeks Prestasi Kumulatif saya cukup memuaskan, (3.70, he . . .). Akhirnya target saya tercapai, alhamdulillah . . .
  • Ikut Teater lagi, dan saya telah bertekad untuk total dalam dunia ini
  • Ikut Jurnalistik, sebagai media baru untuk menuangkan pemikiran-pemikiran saya. Semoga saya cepat belajar yaa . . .
  • Saya mendapat beasiswa, horreee . . . :D
  • Saya mendapat pekerjaan juga, hehe . . . Semoga saya bisa menabung, untuk SLR. Susah sekali rasanya untuk mengumpulkan uang, karena punya uang sedikit saja, saya sudah tergoda untuk travelling, hehe . . . :P
  • Saya travelling ke Malang bersama teman saya, naik Matarmaja (Kereta ekonomi, Jakarta-Malang). Setahu saya, hanya itu kereta menuju Malang yang lewat Semarang. Bukan naik Matarmajanya yang jadi masalah. Ketika pulang ke Semarang (dan saya sendirian, karena teman saya mau pulang ke Jakarta), saya kehabisan tempat duduk. Karena saya sendirian dan takut terjadi apa-apa, terpaksa saya membayar lebih agar bisa duduk di gerbong restorasi (itu lho, gerbong makan). Dan ternyata, saya sampai di stasiun Poncol Semarang jam 1 malam! It was so scary, karena saya harus menginap di stasiun, sendirian . . . T_T
  • Saya travelling kemana-mana, ke luar kota, sendirian atau dengan teman saya, mengendarai motor. Mungkin bagi orang lain hal ini biasa saja. Tetapi bagi saya luar biasa, akhirnya saya punya keberanian untuk ini . . . :)
  • I've decided, to be more feminine . . . Saya rasa, memang sudah waktunya yaa . . .
  • Saya melakukan banyak penelitian, yaa, walaupun hanya penelitian sejarah kecil-kecilan. Tetapi ini adalah awal yang bagus bukan :)
  • Ikut organisasi, setelah satu tahun vakum. Tetapi kenapa saya langsung dapat jabatan yang berat-berat yaa (saya kan masih pengen santai, haha . . .)
  • Misi Study Budaya di Dieng, sukses, he . . . Ini berkat bantuan teman-teman saya juga, terima kasih ya atas kerja samanya . . . :*
Sebenarnya masih banyak lagi kejadian-kejadian yang memiliki arti di tahun 2010 ini. Tetapi saya tak bisa untuk menuliskannya, karena saya ingin kenangan itu menjadi lebih pribadi, dan hanya menjadi milik saya. Kenangan antara . . . kita . . .

Well, HAPPY NEW YEAR to all of you guys !!
XOXO

Thursday, December 23, 2010

TEATER

Well, akhirnya saya kembali lagi ke dunia saya . . . :)

Haha, kalimat di atas terasa ambigu sekali ya, seakan-akan saya pergi ke dunia lain, dan baru kembali ke alam nyata . . . :P

yaa, teater, semenjak beberapa tahun lalu, adalah dunia saya, walaupun saya belum pernah menjadi aktrisnya. Entahlah, saya lebih suka menjadi orang di belakang layar, orang yang mengatur semuanya, hingga ke masalah tetek bengek yang terkadang luput dari perhatian.

Saya mencintai dunia teater, karena di sana saya dapat bebas mengekspresikan seluruh jiwa saya. Saya bisa bebas, lepas, berteriak sesuka hati saya. Saya juga suka akan kesan misterius yang tersirat dari kelamnya teater. Teater bagi saya bukan hanya sebuah panggung pertunjukan, atau drama semata. Teater bagi saya adalah, hidup. Saya tak setuju dengan statement orang, bahwa dunia teater adalah dunia palsu, penuh dengan kebohongan. Justru di teaterlah, seluruh ekspresi terakumulasi menjadi satu, dan terpecah, menjelma sebagai identitas baru.

Semoga saja saya dapat total lagi di dunia ini, seperti dulu . . .

Monday, December 20, 2010

DESEMBER KELABU

Saya tak tahu, bisa sekelabu apa lagi mendung yang menggantung di batas hari saya . . .

Saya kesepian, dan kau tahu itu. Tetapi bahkan untuk mencoba hadir pun kau tak bisa.

Beban saya terlalu banyak. Seharusnya bulan ini menjadi penghujung tahun yang manis. Namun entahlah, semua diluar harapan saya.

Ahh, saya mengeluh lagi . . .

Saya tak tahu harus bercerita kepada siapa. Bahkan saya tak tahu bagaimana saya harus menyusun kata-kata. Bila kau peduli, mungkin kau akan menyadarinya dari tatapan saya, karena terkadang, kata-kata tidaklah cukup.

Saya tak butuh kata-kata. Bisakah kau pegang janjimu, yang telah kau sampaikan pada langit itu. Bisakah kau pegang janjimu, yang telah terurai dari pandangan dan hangatnya genggamanmu . . .

Hari-hari saya, telah terlalu kelabu . . .

Wednesday, December 15, 2010

YOUR GUARDIAN ANGEL


*this song (and I don't know why) always reminds me about you . . .


Entahlah, saya tak tahu harus berkata apa. Saya . . . hanya rindu . . . rindu tak terkata . . .

Tuesday, December 14, 2010

HAPPY BIRTHDAY . . .


Happy birthday to me . . .
Happy birthday to me . . .
Happy birthday to me . . .
*I am now 19 somehow . . .

Ternyata waktu cepat sekali berjalan, tanpa disadari, maka semakin berkuranglah jatah umur saya untuk merasakan hidup. Saya bertambah tua, tetapi semoga saja pertambahan umur ini diimbangi dengan bertambahnya kedewasaan saya . . .

14 Desember . . .

Yaa, tanggal itu adalah hari keramat untuk saya. Bukan, bukan saja karena itu hari ulang tahun saya, tetapi tanggal itu juga menjadi reminder untuk saya, akan umur yang semakin sedikit ini. Waktu saya semakin berkurang, tetapi saya belum banyak melakukan hal yang berguna . . :(

Semoga saja saya bisa menjadi orang yang lebih baik lagi, dan tidak mengecewakan siapa pun. Semoga saja yaa . . . :)

Wednesday, December 8, 2010

KUPU - KUPU


*I used to sing it when I was at senior high school

Dulu, ketika saya masih SMA, teman-teman saya, dari teman sekelas, kelas tetangga, adik kelas, kakak kelas, osis, ekskul, bahkan hingga guru, memanggil saya dengan panggilan "Chō". Kenapa? Haha, alasannya simpel saja sih. Waktu saya masih kelas 1, saya suka sekali dengan lagu Kupu-Kupunya Melly Goeslow, dan sering menyanyikannya di kelas (dulu falseto saya bagus lho, hehe . . :P). Ah, saya jadi kangen dengan masa-masa itu, dimana saya dapat bernyanyi, menari, tertawa, berteriak, dan berekspresi dengan bebas.

Eh, lupa bilang. Chō itu berasal dari bahasa Jepang, artinya kupu-kupu.

Saya jadi ingat, lama-lama panggilan Chō berkembang menjadi panggilan-panggilan lainnya, yang bahkan lebih aneh dari sebelumnya. Saya sempat dipanggil Chō-Chō, Mbak Chō (kakak kelas saya rata-rata memakai panggilan ini ke saya, padahal mereka kan lebih tua . . -___-"), Baco (aduh), Cocobi (apa lagi ini . . .), dan Cocang. Haha, terkadang saya sering tertawa sendiri bila teringat dengan teman-teman saya. Mereka berhasil membuat saya tersenyum. Terima kasih ya, atas pertemanan yang terus terjalin hingga kini. Saya kangen kalian, kapan kita bisa reuni lagi? Mungkin ini hanya masalah waktu saja . . .

Saya sempat juga merasa risih, dipanggil dengan nama yang aneh-aneh. Hampir tidak ada yang memanggil saya dengan nama asli saya, kecuali para guru. Ketika saya lulus SMA, saya sempat senang, karena akhirnya saya akan dipanggil dengan nama asli saya. Tetapi ternyata, saya kangen sekali dipanggil dengan nama-nama itu. Entahlah, bila saya dipanggil dengan nama itu, saya merasa . . . spesial, dengan cara yang aneh. Saya merasa bahwa, apapun diri saya, kalian menerima saya apa adanya. Bagaimanapun jeleknya saya, saya adalah teman kalian, dan akan terus begitu. Terima kasih ya . . . :)

Wednesday, December 1, 2010

WE ARE DIFFERENT


Sadarkah kau akan suara detak waktu itu, yang begitu lirih menyapa, seakan eksistensinya tak mau lagi dipertanyakan . . .
Sadarkah kau akan jurang perbedaan ini, yang semakin hari merangkak memisahkan, dan semakin menegaskan keberbedaan kita . . .

Maafkan saya, yang sulit sekali untuk 'menyamai' kalian. Saya hanya sedang membangun jembatan di jurang ini, tetapi kenapa kalian masih menjegal juga?

Saya tak seperti kalian, yang mudah untuk berkata-kata. Terkadang saya terlalu kaku untuk berkata.

Saya tak seperti kalian, yang suka membicarakan orang yang kalian suka. Saya lebih suka memendamnya, dan menjadikan rasa itu lebih pribadi.

Saya tak seperti kalian, yang suka jalan ke tempat ramai, seperti mall, dan lain-lain. Saya lebih suka pergi ke tempat sepi, di tempat saya bisa melihat keindahan yang nyata.

Saya tak seperti kalian, yang begitu memperhatikan penampilan. Saya tak tahu kenapa, tetapi saya lebih nyaman dengan gaya saya sekarang.

Saya tak seperti kalian, yang begitu takut dengan cuaca panas, karena takut akan merusak kulit indah kalian. Matahari telah menjadi teman saya dari dulu. Dia yang telah memberikan energi positif bagi saya, untuk memulai hari.

Saya tak seperti kalian, yang membenci hujan, karena takut merusak rambut indah kalian. Hujan telah lama memberi ketenangan bagi saya, serta rasa aman yang dingin.

Saya tak seperti kalian, yang begitu suka memadupadankan warna. Entahlah, mungkin saya memang tak berbakat di bidang itu.

Saya tak seperti kalian, yang begitu suka dengan lagu pop zaman sekarang. Saya lebih suka instrumen, karena saya tahu, musik itu datangnya dari hati, yang telah tertuangkan dengan begitu tulus, oleh sang pencipta lagu.

Saya tak seperti kalian, yang lebih suka untuk berada di depan layar. Saya lebih suka menjadi orang di belakang layar, karena saya pikir, peran saya lebih dibutuhkan disana.

Saya tak seperti kalian . . .

Maafkan saya ya, jika saya terlalu berbeda. Maafkan saya, jika saya masih kaku untuk berbaur dengan kalian . . .

Monday, November 29, 2010

DIENG

ini saya, di tengah manisnya pagi, dikelilingi oleh cemara

Kemarin saya baru saja pulang dari acara kampus saya (Study Budaya, semacam makrab) di Dieng, Wonosobo-Banjarnegara. Dalam keadaan benar-benar lelah, meskipun belum mandi selama 3 hari (hehe . . :p), saya bisa juga tertidur pulas.

Yesterday was a tiring day . . .

Tetapi saya bersyukur, acara ini bisa 'selesai' juga. Yaa, walaupun ada sedikit masalah. Ya sudahlah. Anggap saja masalah ini hanya debu-debu kecil yang menempel. Saya hanya cukup menyekanya saja, iya kan . . .

Entahlah, dari awal banyak sekali masalah yang ada. Mulai dari sulitnya masuk proposal, tidak mendapat dana dari fakultas, ketidakpastian status Dieng (sebagian karena dampak merapi juga), ketidakbertanggungjawaban beberapa orang (tidak perlu saya sebutkan kan), keterbatasan dana, kurangnya koordinasi, hingga banyaknya orang yang tumbang ketika acara, membuat saya kocar-kacir kesana-kemari panik kebingungan. Saya lelah, tetapi saya senang . . .

Saya sempat kecewa juga, karena pada puncak acara hari Sabtu kemarin saya tidak boleh turun ke lapangan (jadi ketua acara ternyata tidak enak ya). Saya ingin mengontrol keadaan (padahal saya ingin menonton para mahasiswa baru digembleng oleh angkatan atas, haha, maaf yaa). Akhirnya, dari pada saya hanya pergi ke Dieng, tidak ke candinya, saya pun kabur keesokan harinya, subuh-subuh, untuk keliling candi, ditemani pekatnya kabut. Ya Tuhan, cantik sekali . . .

*Padahal, sudah dua hari saya belum mandi dan belum tidur, tapi saya merasa segar sekali.

Dieng, saya harap saya dapat menemuimu lagi dalam keadaan bebas. Tunggu saya ya . . . :)


jajaran panitia, mahasiswa Jurusan Sejarah '09, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Wednesday, November 24, 2010

LELAH


Tangisan saya, pecah sudah.

Ya Tuhan, maafkan saya yang tidak bisa tegar.

Saya telah amat lelah, dengan segala kemanjaan dan ketidakbertanggungjawaban orang-orang di sekitar saya. Tidak, saya tidak sedang menghakimi, karena saya memang tidak berhak. Siapalah saya, sehingga saya berhak untuk menghakimi. Saya hanya ingin mengeluh Tuhan, saya ingin mengadu. Maafkan saya yang sudah terlalu banyak mengeluh . . .

Saya bosan dipaksa untuk mengerti. Terkadang, saya pun ingin dimengerti. Hanya itu . . .

Ya Tuhan, mengapa ini semua terasa sakit . . . Beban itu, terlalu berat.

Tolong, pinjami saya bahu seseorang, untuk berbagi tangisan . . .
Pinjami saya raga seseorang, untuk berbagi pelukan . . .
Pinjami saya telinga seseorang, untuk berbagi kisah . . .
Pinjami saya kaki seseorang, untuk berbagi langkah . . .
Pinjami saya tangan seseorang, untuk berbagi genggaman . . .

Saya ingin memelukmu, Tuhan . . .

Monday, November 22, 2010

TOPENG


Akhir-akhir ini, saya sering ngidam kopi. Kopi pekat, tanpa pemanis. Saya pikir, rasa pahitnya dapat mengalahkan rasa pahit yang terus merembes dalam hati saya.

Akhir-akhir ini, saya juga sering ngidam mangga mentah, yang dipadukan dengan garam dan cabai pedas. Kenapa? Entahlah . . . Mungkin agar saya bisa belajar untuk menerima rasa masam, seperti yang terkadang terpercik darimu, serta pedasnya kata-katamu yang tak kau sadari.

Saya bingung . . .

Saya ingin bertanya, namun saya takut pada pandangan hambarmu, seperti yang kerap kau berikan ketika saya memanggilmu. Hanya memanggil, dan bahkan sepenggal kata pun belum saya lontarkan.

Apa kamu merasa terusik dengan kehadiran saya?

Katakan saja. Saya tak suka memandangi topeng. Setidaknya, biarkan saya melihat wajah aslimu. Saya tak akan marah. Saya hanya akan merasa kecewa. Bukan, bukan padamu kawan, tenang saja. Saya kecewa pada diri saya sendiri, yang telah menjadi penyebab bagi kamu untuk memakai topeng itu. Maafkan saya ya . . .

Sunday, November 21, 2010

KATUMBIRI

*tahukah kau, katumbiri, senjaku memerah . . .

Terkadang saya tak suka dengan awal yang manis, karena hanya akan diakhiri dengan rasa pahit. Saya pikir, sebuah awalah hanyalah tolakan. Awal yang manis telah terlalu banyak memberikan harapan semu. Maka biarkanlah semua ini berjalan sesuai arus, mengikuti riak-riaknya, dan resapilah berbagai rasa yang muncul setelahnya. Manis bukan? Tetapi kau salah. Lihat lebih dekat, dan resapi lagi. Apa lagi yang kau rasa, selain manis, asam, pahit, bahkan terkadang hambar. Dan jangan lupa dengan rona yang kau tangkap itu, dari terangnya merah, hingga lembutnya ungu. Hai kawan, itulah hidup!

Seperti kau, katumbiri . . .

Terkadang saya rindu kehadiranmu, katumbiri. Saya rindu, untuk bercengkrama bersamamu, di batas hari. Badai ini, sudah terlalu lama. Lalu, kapan kau datang?

Hai, katumbiri. Lihatlah, saya tetap menanti disini, sesuai janji saya. Saya tak akan ingkar, begitupun dengan kamu bukan . . .

Tuesday, November 9, 2010

MUSIC

Music is a moral law. It gives soul to the universe, wings to the mind, flight to the imagination, and charm and gaiety to life and to everything.
-Plato-


After silence, that which comes nearest to expressing the inexpressible is music.

-Aldous Huxley-


If you want to make beautiful music, you must play the black and the white notes together.
-Richard M. Nixon-


The music is all around us. All you have to do . . . is listen.
-August Rush-

Sunday, November 7, 2010

CLOUDY DAY



"Where is the sun?" The cloud asked. "I really miss him . . ."

"Where is the wind?" The bird asked. "I really miss him . . ."

"Where is the rain?" The grass asked. "I really miss him . . ."

"Where are you?"
"I really miss you . . ."

(Hari-hariku masih suram, sesuram awan mendung yang menggantung di sore hari)



P.S. Sedang memasuki masa ujian, namun pikiranku masih dipenuhi oleh bayang-bayangmu.

Thursday, November 4, 2010

SUSAH . . . :'(

Ternyata susah, untuk bersabar . . .
Ternyata susah, untuk punya tanggung jawab . . .
Banyak pihak, yang menyalahkan.
Banyak pihak, yang menganggap egois.
Banyak pihak, yang menganggap sombong.
Padahal kalian tidak tahu, aku pun tak mau.
Aku sudah terlalu lelah . . .
Susah untuk meneruskan, susah bagi kalian untuk diteruskan.
Aku ingin lepas, kalian memaksa.
Aku melangkah, kalian mendebat.
Mau kalian apa?
Kalian menganggap aku sok pintar.
Kalian menganggap sok mengatur.
Lalu mau kalian apa?
Kalian yang membandingkan, aku hanya membela diri.
Apa itu salah . . .
Kalian memberontak, aku mendengarkan.
Kalian berteriak, aku diam.
Kalian menghakimi, aku terima.
Lalu mau kalian apa?
Aku memikirkan posisi kalian, Kalian memprotes.
Aku mengalihkan, kalian menyalahkan.
Lalu mau kalian apa . . .
Aku . . . sudah di ambang batas . . .

Wednesday, November 3, 2010

CATATAN KECIL DI SIANG HARI

Teman saya kemarin, di tengah-tengah perkuliahan alamiah dasar, menuangkan pikirannya tentang salah satu bencana alam yang melanda Indonesia dalam sebuah catatan kecil (yang menurut dia adalah sebuah puisi yang sangat bagus, he...). Catatan kecil ini, dengan tema Mentawai, menjadi cerminan hatinya dalam kedukaan menatap negeri ini.

PULAU TATOO TERBASUH BUIH LAUT
-Danang Prihandono-

Orang bercawat kulit hewan
Orang bercelana boxer merk 'X'
Perempuan berkerudung sutera aceh
Perempuan bergerai rambut terpanggang matahari
Anak-anak berkulit cokelat
Anak bule, indo, mandarin, melayu . . .
Semua SAMA
Sama-sama hidup di pulau
Pulau indah, beberapa waktu lalu
Mentawai
Sekarang?
Lebih mirip rawa
Atau . . .
Rawa yang dipenuhi bangkai
Bangkai apa?
Bangkai sifat buruk manusia (abad 21)

P.S. Maaf bila 'puisinya' agak kacau. Ini hanyalah sebuah catatan kecil seorang mahasiswa di tengah kuliah yang membosankan.

Tuesday, November 2, 2010

MAAF

Teruntukmu, kawan, yang terkadang merasa terusik oleh keberadaanku.

Terkadang, ada tawa yang dirasa berlebihan, tatkala aku sedang berduka. Tahukah kau, tawa itu hanyalah sebuah kamuflase untuk menutupi luka di hati.

Terkadang, ada ucap yang terlalu berlebihan, tatkala aku kesepian. Tahukah kau, aku hanya sedang mencoba menghibur diri dan mencuri perhatian.

Terkadang ada cerita yang dirasa berlebihan, yang kau kira aku lakukan hanya untuk memuji diri. Tahukah kau, aku hanya sedang mencoba untuk menutupi kekurangan diri, karena terkadang aku merasa begitu malu, hanya untuk berdiri di sebelahmu.

Terkadang ada tindakan yang dirasa terlalu berlebihan. Tahukah kau, aku hanya ingin semua terasa sempurna, agar aku bisa sedikit dihargai.

Terkadang ada keluhan yang dirasa berlebihan. Tahukah kau, aku sedang butuh bantuanmu, tetapi kau hanya membisu.

Terkadang, ada diam yang dirasa berlebihan. Tahukah kau, aku sedang butuh pelukan hangat, bukan kata-kata.

Terkadang, ada sebuah proteksi diri yang dirasa berlebihan. Tahukah kau, aku takut, padamu.

Terkadang, ada hal-hal yang disembunyikan terlalu berlebihan. Tahukah kau, aku sangat ingin berbagi, tapi tak bisa.

Terkadang ada senyum yang dirasa berlebihan. Tahukah kau, aku sangat menghargaimu. aku ingin dekat denganmu, mengenalmu, tetapi aku tak tahu caranya.

Terkadang ada nyanyian yang terasa berlebihan, hingga mengusik malammu. Tahukah kau, aku tengah menutupi tangisanku, dan mencoba mencari pelarian.

Terkadang, ada sikap yang dirasa terlalu berlebihan, maka maafkanlah, jika kau merasa terusik. Aku tak akan mengganggumu lagi. Tetapi aku akan tetap peduli padamu, kawan . . .

Tuesday, October 26, 2010

GERIMIS ITU



Ingatkan aku, akan gerimis itu.
saat berdiri tanpa ternaungi
senja menggantung, tak lagi membayang
hanya kau . . . dan aku . . .

Ingatkah kau, akan gerimis itu.
saat angin meniupkan serat basahnya
membasahi langkah tak berjejak
hanya kau . . . dan aku . . .

Ingatkan aku, akan gerimis itu.
tatkala ucap teradu kata
hangat menyisir sunyi
hanya kau . . . dan aku . . .

Ingatkah kau, akan gerimis itu . . .

Friday, October 8, 2010

DANDELION


Aku ingin terbang bebas lepas
Layaknya dandelion yang tertiup angin
terbang tak tentu arah
tanpa tujuan, tanpa kepastian
terantar menuju situasi lain . . .

Salahkah bila aku ingin . . .
lari sejenak

Sungguh, aku rindu padamu
angin . . .

aku . . .
ingin terbang . . .
jauh . . .

Thursday, October 7, 2010

SETAHUN LALU, KALA ITU . . .

Setahun lalu, kala itu, memori saya masih lekat dengan masa remaja. Dengan pikiran tanpa batas, terutama saat hati saya masih sering terbentur dalam masalah klasik kedewasaan, saat saya saya tengah melangkah pada hidup baru, dan jiwa baru.

MASA PERALIHAN

Saya baru saja mengalami hal itu. Masa peralihan dari seorang siswa biasa saja, menuju seorang mahasiswa. Mahasiswa, sebuah kata yang bahkan masih asing di telinga saya, kala itu.

Ada banyak orang yang mempertanyakan "kewarasan" saya. Saya yang tadinya anak science, selalu bahagia dikelilingi rumus, tiba-tiba saja memilih jurusan yang jauh dari bayangan . .

"ILMU BUDAYA, SEJARAH"

Jujur, pertamakalinya saya memilih jurusan ini, ada rasa was-was yang terselip. Bagaimana dengan masa depan saya? Bagaimana dengan perasaan kedua orang tua saya yang selalu berharap lebih pada saya. Setiap orang tua, pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya. Begitu juga saya, saya ingin membahagiakan mereka.

Januari 2009. Saat itulah dimulai pencarian 'keinginan' hidup saya. Ingin jadi apa saya nanti. Bagaimana cara saya untuk memberikan yang terbaik. Saat itu, banyak ptn yang mulai membuka pendaftaran untuk para mahasiswa baru, dengan jalur PMDK dan Ujian Mandiri. Orang tua saya ingin agar saya masuk ke fakultas kedokteran. Ok, saya turuti, walaupun itu bertentangan dengan hati saya. Saya ingin memberikan 'sesuatu' terhadap bangsa ini. Dan saya kira, masih ada jalan menuju Roma.

Berkali-kali saya ikut ujian mandiri untuk menuju fakultas kedokteran. Berkali-kali pula saya gagal. Entah karena hati saya yang tidak begitu niat, atau karena level otak saya yang belum bisa menjangkau.

Saya ingat satu kegagalan saya, yang disebabkan satu kesalahan kecil namun fatal. Saya salah mengisi identitas di lembar jawab komputer. Padahal saya sudah yakin 85%, bahwa jawaban saya betul. Saya juga telah mendiskusikan soal-soal test itu dengan guru-guru saya di sekolah maupun di bimbelan. Namun, itu semua sia-sia. Jujur saja, walaupun saya tidak terlalu minat dengan kedokteran, tapi saya merasa terpuruk.

Saya sempat merasa gagal. Semenjak kegagalan itu, saya dan orang tua saya berbicara dari hati ke hati. And, finally, akhirnya saya mendapatkan restu untuk memilih sejarah. Yippiii . . . (seneng sedikit bolehkan :p).

Semenjak kecil saya suka membaca. Saya cinta Indonesia, saya cinta budayanya, saya cinta sejarahnya, dan saya cinta keanekaragamannya. Banyak orang yang menyindir saya. Kata mereka, "Ngapain masuk sejarah? Buang-buang tenaga saja. Mau jadi apa kamu nanti? Penjaga museum?"

Ada satu hal yang saya sayangkan. Begitu banyak orang yang menyepelekan sejarah. Sejarah bukanlah tentang mereka yang telah mati, namun sejarah adalah jejak-jejak kehidupan mereka, sebagai penuntun kita di masa depan.

Ada orang yang bilang, melangkahlah ke depan, jangan pernah menoleh ke belakang. Namun saya rasa, banyak yang salah kaprah dengan pepatah itu. Bagi saya, pepatah itu berkata bahwa majulah ke depan, dengan memperhitungkan segalanya, tanpa mengulang kesalahan yang telah dilakukan. Sejarah tetaplah penting, untuk hidup yang lebih baik.

Saya tidak takut, dengan masa depan saya nanti. Sekarang yang saya pikirkan, bukanlah apa yang negara dapat berikan untuk saya, tetapi apa yang bisa saya berikan untuk negara, bangsa ini, Indonesia . . .

Tuesday, October 5, 2010

QUOTE

Wat verschijhe, wat verdwijne, 't hangt niet aan eel los geval, in 't voorleden, ligt het heden, in het nu wat worden zal.

(Apa yang timbul, dan apa yang tenggelam,
tidak tercerai berai, melainkan berkesinambungan,
hari kemarin memangku hari sekarang,
dan hari sekarang menumbuhkan hari depan)


Willem Bilderdijk (1756-1831)

Monday, September 27, 2010

TUHAN

Pagi tadi, saya masih berdiri dalam putih. Masih terselimut dalam cahaya.

Siang ini, saya merunduk dalam abu. Dalam kabut bayang-bayang.

Senja pun tiba tanpa diundang. Dalam guratan takdir tanpa bantah. Saya tersungkur dalam hitam. Dalam pekat, begitu lekat.

Tuhan, ijinkan saya untuk mengenal sang putih.

Ijinkan saya untuk terus melihat cahaya.

Ijinkan saya, untuk memelukMu

TUHAN . . .

Tuesday, September 21, 2010

SILENCE



Aku berdiri dalam diam.
Dalam pasir tanpa detak
Teriring angin, tanpa desau
tanpa irama . .
tanpa kata . .

Aku berdiri dalam diam.
Tercurah hujan tanpa alir
Terbisik sunyi lirih sang waktu
Terbersit dingin alur mimpi

Aku berdiri dalam diam.
Terpaku beku tak terlangkah
Terdiam sendu tanpa bisik
Tersangkut urat nadi takdir
Tanpa batas, tanpa asa

Aku berdiri dalam diam.
Dan siapa yang akan peduli . . .

Sunday, July 18, 2010

RASA

saya jatuh cinta.
Walau rasa ini masih tak berumur . .

Saya jatuh cinta.
Dan biarkanlah saya menari,
bersama hembusan angin . .
bersama aliran air . .
bersama alur waktu . .

Saya ingin terbang, tanpa peduli dengan tanah, yang terus menarik saya jatuh . .

Saya tak peduli . .

Friday, July 9, 2010

I HATE CHEATERS

Hari ini merupakan puncak kekesalan saya, yang telah terpendam selama kurang lebih 2 minggu.
Ini semua salah kalian, tetapi bahkan kalian tidak peduli.
Hai, kalian!
Ya, KALIAN !!!
Kalian, yang selalu meneriakan idealisme.
Tapi sayang, diri kalian masih gampang terbeli.
Maaf, bukan saya yang sengaja berkata-kata kasar, atau sok suci.
Saya hanya ingin kalian berbuat sesuatu hal yang adil.
Tak usahlah kalian berbesar mulut.
Karena itu akan semakin merendahkan kalian.
Maaf, apabila emosi saya meluap-luap.
Maaf, bila saya sempat marah.
Maaf . . .

DONGENG . . :)



Di malam ini aku tak dapat memejamkan mata
Terasa berat bagai diri terikat mimpi
Kuingin satu, satu cerita, mengantarku tidur, biar 'ku terlelap
Mimpikan hal yang indah, lelah hati tertutupi

Dongeng sebelum tidur, ceritakan yang indah biar 'ku terlelap

Dongeng sebelum tidur, mimpikan diriku, mimpikan yang indah

Gelisah 'ku tak menentu, pikiran melayang

Di benakku hanyalah ada lelah yang terasa

Dongengmu sebelum tidur, ceritakan yang indah biar 'ku terlelap


Dongeng sebelum tidur, ceritakan yang indah biar 'ku terlelap

Dongeng sebelum tidur, mimpikan diriku, mimpikan yang indah

Dongeng sebelum tidur, ceritakan yang indah biar 'ku terlelap

Dongeng sebelum tidur, mimpikan diriku, mimpikan yang indah

Aneka banyak cerita, ceritakanlah semua hingga ku terlelap


Dongeng sebelum tidur, mimpikan diriku, mimpikan yang indah


Dongeng sebelum tidur, ceritakan yang indah biar 'ku terlelap

Dongeng sebelum tidur, mimpikan diriku, mimpikan yang indah
Dongengmu sebelum tidur . .

Sunday, July 4, 2010

TAKUT

Salahkah saya, bila saya merasa takut?

Rasa ini bukan tanpa makna, tetapi butuh sedikit pengertian.

Saya sendirian.

Saya terlalu takut.

Tolong terangi sang tujuan,

agar hati saya tahu kemana harus membimbing sang langkah.

Friday, July 2, 2010

SEJUTA BINTANG

Saya terkenang akan sebuah kalimat, yang dulu selalu saya anggap sebagai cerminan dari jiwa kamu.
Kalimat yang kau bisikan, saat senja itu sedang menggantung.
Saktikah kalimat itu? Bagi kamu, tidak. Bagi saya, YA!
Bahkan kalimat itu mampu menembus jiwa egoisme saya, akan sifat kesendirian saya.
Walaupun keegoisan ini masih menampakan diri.
Kau berkata, kalimat ini hanya untuk saya, tak ada yang lain yang tahu.
Dan bagaimana saya akan membalasmu?
Maaf, bukannya saya yang tak mau berbagi denganmu, hanya saja tidak ada lagi yang patut dibagi.
Lalu, adakah hal yang salah tentang itu?
Saya sedang meresapi luka.
Saya masih tidak mengerti akan keadilan sang ketidakadilan.
Dia datang tanpa diundang, merasuk ke setiap jiwa manusia.
Begitu pun jiwa saya.
Di dunia ini, hampir tidak ada orang yang BENAR.
Hanya ada orang yang BAIK.
Baik, walaupun melakukan hal-hal salah.
Salah satunya, adalah kamu.
Maaf, saya bukan mau mendikte.
Saya hanya ingin mengenang, walaupun tidak ada yang peduli.

Saya ingin kamu hidup dalam dunia benderang, melebihi SEJUTA BINTANG . . .

Friday, June 18, 2010

Sebuah Pengakuan

Saya sedang bingung, dengan adanya ketiadaan. Saya hanya sedang meresapi hitam, yang tiba-tiba hadir. Mengertikah kau, akan rasa yang tak lekang oleh sang pudar. Saya tetap akan berdiri di sini, menanti. Karena saya percaya, kamu ada. Mengertikah kau?
Tak dimengerti pun tak apa. Ini hanya sebuah pengakuan.

Sunday, June 13, 2010

Hanya Sepercik Kata




ketika aku bersua sang hujan,

aku terbayang kau . .

bersama aliran arus waktu

kala itu,

kala sang senja menyapa

kala angin membisik

kala dingin menderu

kau datang tanpa tanda

kau pergi tanpa bayang

tersiang oleh waktu

menghilang dalam batas akal

menyaput putih hingga abu

menggantung,

tanpa membayang hitam, sayang . .

dan asa itu terlalu membekas

terpahat terlalu abadi

tak tersaput.

telah tersampaikankah pesan itu?

yang kutitipkan pada sang hujan

atau mungkin dia lupa,

dengan titipan sepercik kata

aku rindu . .

Wednesday, June 9, 2010

saya butuh sedikit humor




tahukah kamu, saya sedang butuh sedikit humor . . .

saya butuh sedikit humor, agar saya bisa menghilangkan rasa sepi ini.

saya butuh sedikit humor, agar saya bisa menghilangkan ingatan saya mengenai rasa kehilangan, saat kamu pergi dari hidup saya.

saya butuh sedikit humor, agar saya bisa memiliki kesempatan untuk tersenyum lagi, walau tanpa kamu.

saya butuh sedikit humor, agar saya bisa melawan arus, tidak terseret lagi dalam riak kebimbangan.

saya butuh sedikit humor, agar saya bisa mengenang seluruh rasa terhadap kamu, tanpa ada batasan kecewa.

saya butuh sedikit humor, agar saya mampu memahami ketidakabadian kita, tentang kamu dan saya.

saya butuh sedikit humor, agar saya mampu memahami arti kebersamaan, walaupun dibayangi perpisahan.

saya butuh sedikit humor, agar saya mampu memahami ketidakhadiran kamu, tanpa terngiang-ngiang dengan rasa sesal.

saya hanya butuh sedikit humor, itu saja . . .

Thursday, June 3, 2010

Sepi . . .




SEPI . .
sepi itu . . . begitu menyeluruh
begitu dingin,
begitu terasing . . .
SEPI
satu kata, dasar ketakutan.
sepi . . .
sepenggal kata yang terlalu setia.
seperti nyanyian lirih sang gagak.
seperti nyanyian kematian . .
kau tahu, yang tersimpan kini hanya ketiadaan.
sepi . . .
layaknya luka menganga,
dalam tipisnya jiwa . . .
menusuk tanpa kata,
mengoyak tanpa luka,
menikam tanpa jerit.
dan tahukah kau, yang tertinggal kini hanya . . .
AKU
dan
DIA
sang kehampaan . . .