Thursday, October 25, 2012

FREEDOM

Selamat jalan, selamat menempuh jalan masing-masing.

Kemarin, setelah saya pulang ke rumah dan melakukan perjalanan lagi, saya menyadari banyak hal. Mengenai rasa bahagia, marah, takut, rindu, hingga kebebasan. Satu hal yang saya sadari, kebebasan tak selamanya melahirkan rasa "bebas" seutuhnya. Karena kebebasan yang selama ini saya paksakan juga melahirkan satu hal: rasa sepi.

Dan saya semakin menyadari satu hal, tidak ada kebebasan yang benar-benar mutlak. Manusia selamanya akan terjebak pada manusia lainnya, pada situasi, keadaan, bahkan pada pikiran dan perasaannya sendiri. Bahkan untuk menjadi mati pun tidak memberikan kebebasan apa-apa. Apa kebebasan mutlak itu semu? Bisa jadi.

Ah, saya jadi ngelantur lagi. Dari dulu tujuan utama saya adalah pencapaian akan kebebasan itu. Tapi saya semakin menyadari bahwa usaha saya tak membuahkan apa-apa. Apa saya gagal? Tidak juga. Banyak hal yang telah saya dapatkan, terutama kesadaran akan realitas dan penerimaan akan segala hal. Saya kini sedang mencoba berhenti untuk menyalahkan apa pun.

Minggu depan, setelah saya kembali ke kota mimpi, saya telah bertekad akan banyak hal. Bertekad untuk melupakan dan membuka diri. Bertekad untuk mencoba tidak terlalu terikat dengan perasaan. Saatnya saya untuk meninggalkan terlebih dahulu, meninggalkan orang-orang yang mencoba menahan saya namun tak pernah mau mengerti saya. Saya ingin pergi kemana-mana, mungkin hingga saya menemukan orang yang benar-benar bisa mengikat saya, memberikan tempat untuk saya pulang.

Setidaknya saya ingin bebas untuk menjadi diri saya sendiri . . .

Thursday, October 18, 2012

SELFNOTE

Menjadi orang yang dinomorduakan itu menyebalkan ya. Rasanya menjadi yang tidak dipentingkan dan diperhatikan itu sungguh sesak. Egois memang, karena hampir setiap manusia memiliki sifat "keakuan", entah itu dominan atau tidak. Entahlah, ditengah kesensitifan saya yang sedang kumat-kumatnya, saya merasa sesak dengan kenyataan bahwa beberapa orang-orang terdekat saya, yang bahkan terkadang saya pedulikan melebihi diri saya sendiri, sedikit demi sedikit seakan melupakan keberadaan saya. Saya merasa menjadi orang cadangan, yang baru diperbolehkan untuk beraksi bila dibutuhkan. Semacam pelarian, tidak penting.

Saya hanya sedih. Saya sedang membutuhkan bantuan, dukungan, tetapi yang saya dapatkan hanyalah penyalahan. Sementara di keluarga saya sendiri seringnya keinginan saya itu menjadi prioritas nomor sekian, tidak dipentingkan. Lalu buat apa saya ada, jika nyatanya hidup saya adalah milik orang lain, dimana hanya ada mereka, mereka, dan mereka.

Untuk sekali ini, saya ingin menjadi orang yang egois, boleh kan . . .

Wednesday, October 17, 2012

SELFNOTE

Saya sedang tidak baik-baik saja, lagi . . .
Suasana hati saya kembali buruk, ga tau kenapa. Tiba-tiba saya bisa jadi sangat sensitif. Karena beberapa alasan juga sih, sepertinya akhir-akhir ini sedang ada beberapa orang yang terus berusaha membuat saya kesal.

Saya sedang kesepian, saya akui itu. Orang-orang yang dekat dengan saya seperti jauh. Lingkungan saya tidak sepi, tetapi seperti ada jarak yang memisahkan saya dengan mereka. Saya seperti kehilangan kendali, tenggelam dalam dunia milik sendiri. Sementara mereka juga terlalu tenggelam dalam dunia masing-masing, dan saya dipaksa untuk mengikuti. Saya lelah, langkah saya sedang terlalu berat.

Saya sedang merasa kurang nyaman dengan beberapa hal. Saya seperti berada di tempat yang salah dengan kondisi yang salah pula. Saya seperti orang asing yang ga tau apa-apa. Saya cuma orang asing, dan tidak ada yang menyenangkan untuk menjadi terasingkan.

Saya merasa banyak hal yang salah pada diri saya akhir-akhir ini. Sifat mudah sinis saya keluar lagi pada akhirnya, dan saya susah mengendalikannya. Jadinya malah saya yang rugi sendiri.
Ah, saya pengin menyepi, tapi saya ga mau sendirian . . . :(

Monday, October 15, 2012

AKU BERMIMPI

Pada akhirnya semua yang ada akan pergi meninggalkan. 
Lalu kenapa saya tidak memulainya duluan . .


Aku bermimpi, bisa melihat dunia,
berlari menembus padang ilalang, menjelajahi kaki langit.
Aku bermimpi, bisa melihat dunia,
mengarungi laut biru, menembus batas.

Mungkin pada akhirnya saya yang harus meninggalkan terlebih dahulu, sebelum pada akhirnya ditinggalkan.
Cukup dengan bermimpi, maka saya bebas, tak terikat . . .