Thursday, October 17, 2013

:)

Semakin lama, semakin saya menyadari apa yang salah dengan diri saya, walaupun prosesnya tidak mudah. Semoga saya bisa menjadi orang yang lebih ikhlas dan lebih mudah menerima segala hal. Semoga saya tidak menjadi orang yang menuntut terlalu banyak dan tidak menjadi orang yang terlalu ambisius. Semoga saya bisa menjadi orang yang lebih rendah hati tapi tidak rendah diri. Semoga saya bisa mendapatkan hikmah dan pembelajaran dari berbagai kesalahan saya. Semoga saya bisa menjadi orang yang lebih baik. Dan, semoga saya dapat membahagiakan orang-orang di sekitar saya.. :)

Aamiin.

Monday, October 7, 2013

Kebut!!!


Sedang dalam kecepatan tinggi. Semoga lekas terkejar yaa.. :)

Thursday, October 3, 2013

Uncover The Mask

"Seberapa pedulinyakah kau dengan pendapat orang lain?"

Dalam hidup, sulit untuk menjadi diri sendiri, tanpa adanya paksaan atau pengaruh dari orang lain. Hampir setiap orang memiliki topeng, berupa tindakan yang berasal bukan dari dirinya secara murni, melainkan tindakan yang ditujukan untuk dilihat orang lain. Bila benar-benar ada tindakan yang dilakukan sebagai keinginan sendiri, bisa jadi hal tersebut malah membuat orang menghakiminya sebagai orang yang egois.

Pada masa lalu saya, saya pernah terbiasa menjadi diri saya sendiri yang tak banyak orang mengerti, bahkan keluarga saya sendiri. Bukankah orang-orang cenderung lebih suka menghakimi daripada mencoba memahami? Saya pernah merasa begitu berbeda, dan rasanya sangat buruk. Saya merasa sendirian karena hampir tidak ada oang yang memahami saya. Hingga suatu hari saya memutuskan "pergi" dan berubah, menjadi orang lain.

Saya yang sekarang berbeda dengan saya yang dulu. Saya paham betul bahwa karakteristik seseorang berkaitan erat dengan pengalaman dan perlakuan yang didapatkannya semenjak kecil. Saya pun merasa sedikit "normal", tapi saya juga merasa ada bagian dari diri saya yang hilang. Well, I created my own mask for covering my real "face".

Ada orang yang mengatakan pada saya, "Jadilah dirimu sendiri," ketika saya sering kebingungan harus melakukan apa. Saya memang selalu bingung karena saya terlalu banyak memikirkan orang lain, tepatnya apa yang diinginkan orang lain. Hidup saya pun terasa seperti terbebani. Sementara beberapa orang terkadang menganggap saya payah karena tidak bisa mengikuti mereka. Yah, sesuatu yang dipaksakan tidak selamanya berakhir bagus, kan...

Bahkan ada teman saya yang mengatakan bahwa saya terlalu sering ingin campur atas urusan orang lain karena saya sering bertanya "kabar" orang lain. Ia mengatakan bahwa saya terlalu memikirkan diri sendiri karena saya seolah-olah menjaga zona aman saya dan diam-diam siap menusuk orang. Dia menyamakan saya dengan beberapa orang yang sempat ditemuinya, dan memang dia sering menyamakan saya dengan orang lain. Dia merasa kepedulian saya palsu, dan tidak menyadari bahwa saya benar-benar peduli. Karena saya tahu, bagaimana rasanya tidak dipedulikan. Jujur, saya sakit hati diperlakukan demikian, tapi setelah saya pikirkan kembali, mungkin inilah konsekuensi dari keinginan terpendam saya untuk berubah "sama" dengan orang lain, untuk merasa lebih "normal" dan tidak merasa jadi orang aneh.

Saya marah pada teman saya itu, terutama karena dia menggunakan kata-kata kasar pada saya, dan juga karena saya merasa dia menghakimi apa-apa yang ingin saya lakukan, tepatnya hal-hal yang benar-benar  ingin saya lakukan tanpa paksaan dari orang lain. Saya sakit hati, karena ketika saya benar-benar ingin melakukan keinginan saya yang murni dari diri saya sendiri, atau mempertahankan pemikiran saya sendiri, saya dihakimi dan disalahkan dengan menyebut bahwa saya telalu egois.

Sejak kecil saya sudah sering dikasari. Saya hanya tak bisa menerima perlakuan kasar itu, jika keluar dari seseorang yang saya anggap dekat dengan saya. Tapi, saya menyadari bahwa teman saya itu ada benarnya juga, meskipun permasalahan kami berakar pada sifat kami yang (mungkin) sama-sama keras kepala dan egois. Saya terlalu banyak kehilangan diri saya sendiri.

Pernah teman saya yang lain menanyakan apa keinginan terbesar dalam hidup saya. Saya menjawab bahwa saya ingin hidup dengan cara saya sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain. Tapi saya tahu bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, secara keseluruhan. Nyatanya pada sebagian hidup saya, saya telalu banyak memikirkan orang lain, tentang apa keinginan orang lain atau apa yang ingin orang lihat dari diri saya.

Dan mungkin teman saya benar, saat mengatakan bahwa saya telalu sering ingin berada pada zona aman. Entahlah, apakah dia tahu alasan sebenarnya atau tidak. Tapi saya tidak ingin terus-terusan merasakan sakit dan sendirian. Bukannya saya takut pada resiko atau apalah, but I've had enough of it.

Pertengkaran saya dengan teman saya itu membuat saya banyak berpikir ulang. Mungkin selama ini cara saya salah. Saya terlalu banyak berpikir dan mempedulikan apa kata orang lain. Saya juga merasa bersalah pada teman saya itu, walaupun saya tak bisa menjelaskan perasaan saya yang sebenar-benarnya pada dia secara langsung. Saya takut saya dihakimi lagi, tepatnya saya takut penghakiman itu semakin merubah diri saya.

Satu hal yang saya sesalkan. Saya takut pertengkaran saya dan teman saya itu menyebabkan kami menjadi "dingin". Bagaimanapun juga, dia telah jujur pada saya menghargai hal itu, walaupun saya tak bisa mengatakannya secara langsung padanya karena sempat tertutupi oleh kemarahan. Memang bukan salahnya jika dia menghakimi saya karena dia tidak benar-benar tahu alasan dari semua hal di diri saya. Hanya saja, saya tidak tahu apakah saya tahan dihakimi terus-terusan, apalagi untuk hal-hal yang datang dari dalam diri saya sendiri tanpa pengaruh dari orang lain. Saya, masih belum bisa terbiasa diperlakukan seperti itu, walaupun hal itu sudah sangat sering saya alami.

Mungkin, selama ini yang saya pikirkan adalah, saya ingin diperlakukan "normal", bahkan oleh keluarga saya sendiri. Tapi cara saya salah, dan teman saya itu sedikit banyak telah memberikan sedikit kesadaran pada saya. Entahlah, dia mengerti atau tidak. Urusan hati dan perasaan manusia itu bukan suatu hal yang dapat ditebak dengan mudah. Dan saya memang tak bisa membuktikan perasaan saya yang saya katakan padanya.
Tapi, kepada teman saya itulah saya ingin mengucapkan banyak kata maaf dan terimakasih, terutama karena telah mengingatkan saya pada diri saya yang sebenarnya.

Tapi, jika saya tidak suka terlihat "sama" dengan orang lain dan ingin kembali jadi diri saya sendiri yang sebenar-benarnya, akankah saya terus-terusan dihakimi?