Sunday, September 25, 2011

BBB

BlackBerry + Behel.

Sepertinya sudah lama menjadi trend ya. Di daerah saya dulu, BBB sudah lama menjadi trend, bahkan sepertinya semenjak saya masih duduk di bangku SMA (saya angkatan 2009). Tetapi anehnya, di tempat saya sekarang malah baru ramai, haduh!

Saya bukannya suka dengan trend semacam itu. Terkadang sebal malah. Demi mengikuti trend, kebanyakan orang, terutama bagi mereka yang sering disebut-sebut orang ababil, rela berbuat apa saja. Ya, tidak semuanya ababil sih. Ada juga orang yang kepribadiannya saya nilai sudah dewasa, tetapi ternyata terpengaruh juga. Budaya "nampang" di Indonesia ini ternyata sudah begitu mengakar kuat ya.

Tidak usah jauh-jauh, contohnya sebagian dari teman saya. Dia begitu ingin nampangnya, sehingga apapun yang sedang menjadi trend, akan dia usahakan untuk diikuti. Trend BB, dia juga ikut-ikutan dengan cara usaha mengumpulkan uang. Dari meminta kepada orang tua, menabung, hingga ikut beasiswa. Ketika BB sudah di tangan, dia pun asik dengan dunianya sendiri, seakan dunia hanya milik dia dan BB-nya.

Sebenarnya bukan masalah bagi saya jika teman saya suka mengikuti trend semacam itu. Tetapi saya sebal, jika trend tersebut membawa pengaruh buruk. Contohnya, saat kuliah, seringkali terdengan bunyi atau getar BBM yang masuk. Perhatian teman saya pun 70% tercurah pada BB-nya. Suara dan getar BB itu sering mengganggu saya dan mahasiswa lain yang datang ke kampus dengan niat untuk kuliah, bukan cuma sekedar nyetor muka saja. Kasihan juga kan dosennya, yang sudah ngomong panjang lebar tetapi tidak didengarkan. Kebanyakan pikiran mereka, kuliah yang penting absen, jadi bisa ikut ujian. Toh, ujian bisa mencontek. Hah, apa jadinya bangsa ini, jika penerusnya saja punya kebiasaan berbuat curang. Tak heran para koruptor di negeri ini sulit diberantas, karena sudah terlanjur menjadi budaya.

Rata-rata para pengguna BB menggunakan BB untuk meningkatkan status sosial mereka. Tetapi anehnya, bila di sms, selalu susah untuk dibalas. Saya saja kadang kesal sendiri karena sms saya jarang dibalas. Setelah saya tanyakan, ternyata mereka sayang untuk mengeluarkan pulsa, mending pulsanya buat BBMan. Ya ampun, katanya punya uang, katanya ingin status sosialnya dipandang tinggi, tetapi untuk menjawab sms saja pelitnya bukan main. Susah ya beli pulsa? Oh iya saya lupa, kan uangnya sedang dihemat ya, untuk membeli barang satu lagi yang sedang menjadi trend. Ya, apalagi kalau bukan Behel.

Saya heran, apa bagusnya sih behel. Bukannya fungsi utamanya untuk merapikan gigi ya. Maaf ya, bukan menjelek-jelekan, tetapi saya lihat para pengguna behel yang "maksa" itu bukannya semakin cantik, tetapi malah semakin aneh dengan bibirnya yang semakin maju. Ya, itulah kekuatan trend, sesuatu yang aneh pun bisa menjadi incaran siapa saja. Ini pendapat saya sendiri lho. Mungkin di luar sana banyak orang yang menganggap behel keren, khususnya para pengikut trend.

Sebagai contoh, teman saya lagi deh. Dia mati-matian menabung supaya bisa membeli behel. Setiap jalan-jalan, dia sering mupeng melihat orang-orang yang memakai behel. Kata dia sih behel bagus, karena warna-warni. Ya, anggap saja sebagai perhiasan gigi. Menurut saya, behel itu tidak bagus bila dipakai oleh orang bergigi sehat dan rata. Fungsi utama behel kan untuk memperbaiki gigi. Saya malah heran, kok banyak orang yang mau ya memakai behel, bukannya itu sakit? Malah katanya terkadang gigi sehat harus ada yang dicabut, dan bila sial, ada juga yang harus dioperasi. Ya ampun, saya sih tidak mau.

Ya, saya bukan mendiskreditkan BB dan Behel. Saya hanya tidak suka dengan tingkah laku orang-orang yang terlalu fanatik dengan kedua barang mahal ini. Mengikuti trend sah-sah saja, tetapi tidak usah berlebihan juga kan.