Monday, December 26, 2011

CANON - CHOPSTICK

Minggu-minggu ini saya sedang memasuki minggu (tak) tenang. Minggu depan saya akan memasuki masa ujian akhir semester. Saya (tidak) menikmati liburan saya di kosan, dengan setumpuk tugas yang menghalangi saya untuk pulang. Padahal saya sedang kangen-kangennya dengan rumah, dengan ibu, bapak, dan juga adik-adik saya. Saya juga kangen dengan teman-teman lama saya. Yah, inilah nasib mahasiswa rantau yang tidak bisa pulang . . :(

Sudah beberapa hari ini saya bebas bernyanyi-nyanyi keras di kosan, tidak peduli bila ada orang yang merasa terganggu. Lha, kosan saya sedang sepi-sepinya, hampir semua penghuninya mudik. Kalau sedang sendirian seperti ini, saya suka sekali bernyanyi lepas sambil main musik. Sayang, di sini saya tidak punya satu pun alat musik. Sepertinya sudah hampir dua tahun saya tidak main piano lagi. Jangan-jangan jari saya sekarang sudah kaku.

Saya kangen dengan Canon in D-nya Pachelbel. Bahkan saya juga kangen dengan irama Chopstick Waltz, simpel, tetapi mampu membuat tangan saya menari-nari di tuts piano. Dulu ibu saya paling suka kalau melihat saya main piano. Padahal saya mainnya juga ngasal. Saya masih amatiran, belajarnya saja kebanyakan otodidak. Apalagi sekarang sudah lama saya tidak main lagi, pasti saya sudah tidak bisa main piano dengan lancar . . -____-"

Ah, saya benar-benar kangen main piano *guling-guling di kasur . .

Akhirnya untuk mengobati kangen saya, saya iseng melihat-lihat video di KamuTabung. Dan saya menemukan video ini.



Ini Chopstick Waltz. Saya suka video ini, unik. Bahkan saya tidak pernah kepikiran untuk memainkan Chopstick dengan chopstick (sumpit) beneran. Oia, lagu Chopstick Waltz yang saya mainkan jauh lebih sederhana dari video ini. Lagu ini bisa dibilang lagu pertama yang saya kuasai secara otodidak.



Dan ini Canon in D. Canon versi video ini mirip dengan Canon yang biasa saya mainkan. Tetapi saya lebih suka memainkannya dengan tempo yang lebih cepat. Dan ternyata saya masih kalah dengan anak kecil di video itu. Seumuran itu jangankan bisa main piano, alatnya saja saya tidak punya.

Saya suka musik klasik, walaupun saya payah kalau disuruh main piano. Tetapi saya kangen, untuk melarikan perasaan saya melalui tuts dan partitur . . .

2 comments:

  1. hasna, ak pingin deh liat kmu main pianoo. penasaran. aku jug asuka lagu klasik, dibanding yang video atas, video di bawahnya jauh lebih touching.
    btw, nih adeknya yg main kenapa agak aneh ya, semacam dalam tekanan --'

    ReplyDelete
  2. haha, kalo ada pianonya atau keyboard juga aku pengen maen des, kangen . .
    iya sih, aku liat-liat lagi dia maennya kayak kaku gitu, ga nyantai. apalagi pas lagunya selesai, aneh banget adeknya.

    ReplyDelete