Monday, May 28, 2012

BARBIE FACE

.Pic taken from random googling. 
"Barbie face. It's just a mask . . ."

Malam-malam begini, bukannya dihinggapi rasa kantuk, saya malah duduk diam-diam memandangi langit malam. Rasanya damai, ketika saya menatapi langit. Damai yang bukan dipaksakan.

Terkadang berat rasanya untuk menjadi perempuan, dimana urusan hati dan perasaan lebih sering mendominasi dibandingkan dengan logika. Sekeras apapun untuk mengelak, seorang perempuan pasti memiliki sisi kepalsuan yang ditutup-tutupi, the part that covered by the "mask", like barbie face. Ya, seorang perempuan pasti pernah memiliki satu kepalsuan dalam senyumnya, sebagai tameng dalam menghadapi rasa takutnya.

Saya bingung, dan saya takut, hingga beberapa malam lalu saya terlelap dengan gemetar. Kemana saya harus bertanya di persimpangan, ketika semua orang terlalu sibuk saling menuding? Sementara pikiran saya sudah menyerupai karet, rasanya alot dan melar kesana kemari.

Ya, persimpangan itu, ketika saya kembali dihadapi pada dua buah pilihan sulit, seperti buah simalakama. Sementara efek dari apapun keputusan saya akan sangat mungkin mempengaruhi kehidupan saya bertahun-tahun yang akan datang.

Apakah saya sanggup untuk berani memberanikan diri?
Ah, jika hal kecil saja saya tak mampu, bagaimana dengan hal-hal yang besar . . .
Karena sesungguhnya orang-orang yang mampu mengubah dunia adalah orang-orang berani.
Mungkin saya harus berani untuk ke luar zona nyaman keperempuanan saya, dan melepaskan topeng "barbie face" itu . . .


*Ditulis oleh saya, yang sudah terlalu lama bengong menatap langit, sambil mikirin (calon) skripsi dan tanggung jawab lain yang sama beratnya dengan urusan skripsi itu . . .

No comments:

Post a Comment