Tuesday, May 22, 2012

PUTARAN WAKTU

"Mungkin mereka kini sudah menganggap saya angin lalu, antara ada dan tiada."

Jadi tadi malam, saya baru menghadiri pertemuan salah satu organisasi yang saya ikuti. Awalnya saya enggan, tapi berhubung saya masih merasa memiliki tanggung jawab, jadi saya datang saja, bersama satu teman saya yang memang sedari dulu sudah tidak pernah datang lagi ke perkumpulan organisasi tersebut. Dulu, saya pernah menganggap sekumpulan orang dalam organisasi ini adalah keluarga saya. Saya begitu bahagia di sana, bahkan saya rela untuk menghabiskan sebagian besar waktu saya, konsentrasi saya, hingga hati dan pikiran saya. Tetapi ternyata, rasa yang saya miliki terlalu tinggi, terlalu melambung hingga saya tidak siap betul ketika tiba-tiba saya harus menghadapi rasa kecewa yang luar biasa terhadap keluarga saya ini.

Saat-saat seperti ini merupakan saat perenungan bagi saya. Saya rindu masa-masa dulu, ketika keluarga saya ini masih dipenuhi oleh orang-orang yang saling peduli, dimana keluarga saya ini sempat menjadi satu alasan akan sebagian besar senyum saya di kota mimpi ini. Saya bisa lepas, bebas, bersama keluarga saya ini. Namun, karena keegoisan beberapa pihak dan kurangnya komunikasi yang mendalam, satu persatu anggota keluarga saya pun menghilang. Kini saya merasa sendirian dalam keluarga itu, di tengah sekumpulan anggota keluarga baru yang tidak saya kenal, dengan beberapa anggota keluarga lama yang kini sudah demikian egoisnya dan terlalu kaku bagi saya. Hubungan ini sudah sebegitu dinginnya sehingga saya terlalu enggan untuk menapakkan kaki di "rumah" keluarga ini yang dulu selalu saya sambangi hampir tiap hari, siang hingga malam. Dan dengan perlahan-lahan, saya mulai meninggalkan dan ditinggalkan oleh keluarga ini.

Ketika tadi malam saya dan teman saya datang lagi ke "rumah" itu, kami tidak lagi merasakan suasana hangat seperti dulu. Kehadiran kami seperti tidak ada gunanya, padahal itu merupakan salah satu bentuk kepedulian kami yang tersisa terhadap keluarga kami itu. Kedatangan kami tidak disambut apapun, bahkan hanya untuk sapaan kecil belaka. Padahal kami termasuk "tua" dalam keluarga ini. Pada akhirnya, di tengah perkumpulan ini kami malah sibuk saling bertukar pesan melalui gadget kami, mengenai ketidaknyamanan kami akan keluarga ini, serta tentang berbagai alasan keluarnya teman-teman kami yang lain dari keanggotaan keluarga ini. Kami yang masih peduli dan mau mengulurkan tangan untuk membantu seperti dimanfaatkan oleh mereka. Kami sempat berjuang untuk mereka, namun yang kami dapatkan hanya penyalahan atas apa-apa yang telah kami kerjakan dan perjuangkan. Saya sendiri merasa tidak begitu dihargai, ketika dulu ada satu beban tanggug jawab berat yang tiba-tiba diserahkan begitu saja pada saya dan teman saya, tanpa memikirkan perasaan kami. Padahal beban tersebut adalah tanggung jawab orang lain, sehingga kesalahan-kesalahan orang tersebut juga turut ditimpakan pada kami yang tidak tahu apa-apa. Kami pun menerima, karena kami dulu masih mengganggap bahwa perkumpulan ini adalah keluarga kami. Tetapi, dalam lanjutan waktu, kami sudah tidak merasa lagi bahwa keluarga ini adalah keluarga kami. Keluarga kami telah hilang, mungkin terhapus oleh waktu yang kian menua.

Ya, kehidupan itu siklis, tak pernah terdiam dalam ruang posisi yang sama.

No comments:

Post a Comment