Sunday, July 1, 2012

SAKIT

Meskipun saya sudah memiliki embel-embel puluhan, saya masih merasa seperti gadis kecil yang memiliki beribu alasan untuk menangis. Tetapi bahkan saya lupa, kapan terakhir kali saya menangis sebagai anak kecil. Hidup saya tak lagi sesimpel permasalahan dan kesedihan anak kecil ketika kehabisan permen. Andai hidup hanya sesimpel itu.

Sudah beberapa hari ini saya jatuh sakit (lagi), hingga saya harus bed rest, istirahat total. Mungkin terlalu banyak hal yang saya pikirkan dan harus segera saya kerjakan, sehingga lama-lama beban itu menumpuk. Hanya butuh satu pemantik, maka saya yang tak cukup kuat pun roboh.

Sudah terlalu lama saya berpura-pura. Berpura-pura untuk menjadi orang baik, untuk mau mengalah, bahkan berpura-pura untuk menjadi kuat, bahwa segalanya baik-baik saja dan saya bisa melakukannya sendirian. Nyatanya bukan karena saya bisa, tetapi karena saya terpaksa. Sebuah keterpaksaan yang menjadikan saya memiliki keharusan untuk membuat tameng dalam kepura-puraan itu. Padahal bila sisi jahat saya muncul, ingin sekali rasanya mengeluarkan sisi egois saya. Saya juga ingin menjadi orang yang tidak harus terus mengalah.

Karena nyatanya hampir seumur hidup saya ditempatkan dalam posisi dimana saya harus mengalah dan harus mengerti. Dan saya benci, pada ketidakberdayaan saya untuk melawan.

Sepertinya saya akan kalah. Tadi siang, saya diajak taruhan oleh seseorang. Dia bertaruh bahwa saya akan sering menangis dalam waktu dua bulan ini. Awalnya saya percaya diri bahwa saya tidak akan kalah. Tetapi entahlah, mungkin keadaan tubuh saya yang benar-benar sedang lemah ditambah dengan rasa sepi yang tiba-tiba muncul membuat mata saya mudah berair.

Keadaan sakit ini membuat saya banyak berpikir, mengenai apa-apa yang pernah dan sedang saya miliki, serta apa-apa yang hilang dan tidak pernah saya miliki. Contohnya seperti orang-orang yang saya kira adalah teman terdekat, namun ternyata beberapa waktu ini mereka terasa seperti menghilang. Padahal mereka tahu saya sedang sakit. Justru orang-orang yang saya kira kurang peduli malah memerhatikan saya. Saat-saat seperti ini adalah saat dimana saya butuh topangan seseorang. Sosok seperti itu belum saya dapatkan dari "teman dekat" saya itu, yang hingga kini belum pernah memberikan ketenangan bagi diri saya. Saya malah mendapatkan rasa nyaman ketika saya bersama orang lain, yang notabene adalah orang yang baru saya kenal. Tetapi entah kenapa, tiba-tiba rasa percaya itu muncul, pada orang asing yang baru saya kenal itu.

Saya ingin pulang, tetapi saya takut merepotkan. Rasanya sekarang saya ingin membeli tiket kereta dengan tujuah ke kota terjauh di timur sana. Saya ingin menghilang sejenak dari orang-orang yang saya kenal, dari orang-orang yang penuh tuntutan. Saya butuh menyendiri dan meresapi kesendirian dalam keterasingan. Saya butuh untuk tidak diganggu, sejenak.

No comments:

Post a Comment