Thursday, June 9, 2011

HAI MALAM

Saya, yang merindumu malam. Rindu akan kehadiran sang hening. Saya merindukan kesendirian itu. Bukan, bukannya saya tidak mau ditemani. Hanya saja saya sudah terlalu lelah berada di hiruk pikuk ocehan-ocehan tak jelas.

Bahkan hati saya pun sudah terlalu ramai.

Mungkin saya akan menemuimu lagi malam, hingga batas dini hari itu. Hingga siluet keemasan itu menghapus kebersamaan kita.

Ah, saya selalu suka dengan senja, karena itu merupakan gerbang pembuka pertemuan kita, malam.

Malam, akankah pesan itu tersampaikan. Padanya yang sulit untuk dijangkau. Atau mungkin sang "nya" memang tak bisa dijangkau.

Dia seumpama bintang, malam. Terlalu indah, namun juga terlalu jauh. Bahkan untuk bermimpi bisa menggapainya pun saya tak sanggup. Salahkah saya bila mencinta sang "nya", malam?

Mungkinkah kau mengulur-ulur waktumu malam, karena saya sedang ingin berbaikan dengan hening. Saya ingin berdamai dengan gelap, agar saya leluasa melamunkan akan "nya".

Malam, satu hal yang masih mengkacaukan pikiran saya, tentang kadudukan saya dalam hati "nya". Akankah memori tentang saya terhapus, tenggelam dalam sudut recycle bin yang kemudian hanya tinggal menunggu perintah delete. Atau mungkinkah saya akan tersimpan dalam history "nya", sehingga memori tentang saya akan selalu tersimpan, dan bahkan mungkin di klik ulang agar terulang kembali, menjadi suatu memori yang manis . . .

Ah, saya terlalu berharap . . .

Siapalah saya malam, hanyalah sebuah file usang yang menunggu nasib . . .

No comments:

Post a Comment