Wednesday, December 17, 2014

DuaPuluhTiga

Hari minggu lalu, pada 14 Desember yang kesekian, kehidupan saya menjejak pada level baru, level duapuluhtiga. Pada hari itu, saya menerima sejumlah ucapan selamat untuk bertambahnya (atau berkurangnya?) usia saya, baik dari orang-orang yang telah lama mengenal saya, maupun dari mereka yang masih asing. Ada pula ucapan yang telah hilang, seperti uap di udara. Pernah di suatu waktu saya enggan mencapai 14 Desember, karena mengingatkan saya dengan satu masa yang hingga kini masih menyisakan bekas. Namun kini saya telah ikhlas dan berbaikan dengan memori maupun kenangan menyesakkan itu.

Berbeda dengan satu, dua ataupun tiga tahun yang lalu, 14 Desember kemarin sengaja saya rayakan dengan kesendirian. Kala itu saya merasa tak siap untuk bertemu dengan siapapun dan berbagi kabar dengan sejumlah keengganan. Saya ingin menikmati sepanjang hari itu dengan kebebasan dan kebisuan, bukan hiruk pikuk yang semu dengan bermacam-macam topeng ekspresi. Rasanya aneh bagi saya untuk menjejak angka duapuluhtiga, sementara saya merasa semakin kehilangan waktu untuk melakukan beberapa hal. Memang, pada akhirnya sebagian manusia terkalahkan oleh waktu yang tak pernah puas.

Pada hari itu, saya membiarkan diri saya tenggelam dalam arus memori dan kilas balik. Setidaknya dengan itu, saya dapat tetap mengingat siapa dan seperti apa diri saya. Saya tenggelam pada berbagai lamunan perjalanan, baik yang sudah maupun belum saya jalani. Saya merasa bahwa saya masih memiliki jarak dengan apa-apa yang selama ini saya cari, meskipun saya tak tahu apakah jarak tersebut semakin menjauh atau justru saling mengejar. Entahlah.

Semoga Allah selalu melindungi saya.

No comments:

Post a Comment