Thursday, February 14, 2013

Kau, Aku dan Dua Perempuan Lainnya

Aku tak habis pikir, bagaimana bisa aku bisa jatuh pada seseorang seperti kamu. Mungkin aku terlampau kagum pada pribadimu yang tak pedulian itu. Ah, sepertinya perlu aku tegaskan lagi. Pribadimu yang tak peduli pada perkataan orang lah yang membuatku kagum.

Kau pernah berkata bahwa aku berada di dunia antara. Di satu sisi aku ingin bebas, namun di sisi lain aku tak bisa lepas dari ikatan sosial dengan manusia lain. Nyatanya hidupku memang seperti boneka dan terlalu beraturan. Aku mendamba kebebasan namun tak tahu cara untuk menggapainya, Aku terlalu takut pada akibat-akibat yang akan timbul jika aku memaksakan untuk bebas. Sementara kamu telah terbiasa untuk tak mempedulikan hal-hal seperti itu. Bagiku, kau telah mendapatkan kebebasanmu sendiri.

Aku jatuh padamu, namun sayangnya kau tidak. Sebelum bertemu denganku, kau telah lebih dulu terjatuh pada dua orang yang entah bagaimana memiliki suatu hal yang saling mengkaitkan, dan sialnya begitu pula denganku. Kami bertiga memiliki suatu hal serupa. Suatu hal yang dulu aku banggakan, namun kini aku benci. Menurutmu, hal itu adalah kutukan. Kutukan, karena pada akhirnya kami harus berurusan dengan kau.

Berurusan denganmu meninggalkan banyak hal, namun selalu berakhir dengan satu hal; rasa sesak. Ya, diantara kami bertiga memang aku lah yang datang paling terakhir, namun sayangnya aku tidak menjadi yang terakhir. Begitu pula dengan dua perempuan lainnya. Sayangnya kau tak memilih dan memang tak dipilih, bahkan aku pun tak mau meskipun aku telah semakin dalam jatuh padamu. Aku merasa aku tak memiliki hak apapun karena aku hanyalah pendatang, mungkin juga pengusik. Dan mungkin kau memang orang yang salah bagiku.

Tolong doakan saja, semoga lain kali aku bisa menemukan orang yang tepat. Orang yang tak meninggalkan luka terlalu dalam sepertimu.

No comments:

Post a Comment