Friday, September 28, 2012

RANDOM

.Pic taken from random googling.
Saya ingin menjadi senja, menjadi penengah antara siang dan malam yang tak pernah bersua.

Saya lagi kangen nih, nggak tau sama siapa. Karena bahkan saya tidak mengerti dengan diri saya sendiri. Nggak tau kenapa . . .

Tadi malam saya sedikit ribut dengan seorang teman yang (mungkin) saya anggap sebagai seorang kakak dan sudah beberapa bulan ini jadi tempat saya bercerita. Dia merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan saya yang mungkin dia anggap sensitif. Sempat terjadi salah paham, entah dia yang tidak memahami saya atau saya yang tak bisa memahaminya. Yah, saya hanya peduli dan mungkin kepedulian saya sedikit salah dimengerti olehnya, atau oleh orang lain yang menganggap apa yang saya lakukan aneh. Ya sudah, biarlah. Saya mencoba tidak peduli.

Teman saya itu bilang kalau saya egois. Terkadang saya seperti tenggelam dalam masalah saya, dan ketika ditanya saya hanya menjawab "Tidak apa-apa". Karena nyatanya memang saya tidak siap untuk melibatkannya dalam masalah saya. Masalah yang sebagian besar justru berputar pada diri saya sendiri, pada hal-hal yang belum saya mengerti. Mungkin saya terlalu banyak berpikir dan merenung. Tapi ternyata diri saya yang seperti itu membuat teman saya sedikit tidak nyaman. Ya mungkin memang benar saya egois, terima kasih sudah mengingatkan.

Saya hanya butuh ditemani untuk beberapa saat, karena saya tak tahu apa yang akan terjadi saat saya sendirian. Saya hanya lelah, mungkin.

Katanya saya aneh. Nyatanya memang dari dulu saya aneh. Tapi jujur saja segala hal yang saya rasakan saat ini berujung pada kebingungan. Saya bingung harus bersikap bagaimana, rasanya seperti kehilangan kendali. Saya tidak terlalu menyukai ide untuk menjadi aneh. Tetapi saya juga tidak mau untuk menjadi biasa, untuk menjadi sama. Saya hanya ingin terlihat seperti saya, bukan saya yang mirip siapa atau apa. Saya hanya suka dikenali sebagai saya.

Tadi malam selepas perdebatan itu teman saya bilang kalau saya mirip dengan seorang teman saya yang lain. Katanya sifat kami mirip, amat mirip untuk beberapa hal. Dan saya tidak suka. Rasanya disamakan dengan orang lain itu sangat menyebalkan. Seperti ada versi lain dari diri saya, entah itu lebih baik atau lebih buruk. Sekilas saya merasa tidak asli. Sementara saat ini tujuan utama saya adalah untuk menjadi diri saya sendiri, menyukai diri saya apa adanya tanpa perlu ada topeng atau dinding pemisah dalam diri saya.

Ya, saya sedang berproses untuk mencapai tujuan-tujuan saya. Dan sedikit banyak teman saya itu turut berpengaruh dalam proses diri saya. Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih, entah dia menyadari atau tidak, untuk segala hal, untuk segala obrolan panjang di malam hari. Setidaknya obrolan-obrolan itu berhasil membuat saya tetap berjejak di tanah, tidak terlalu mengawang-ngawang lagi.
"Terima kasih untuk segala kejujuran yang telah kau berikan ya."

No comments:

Post a Comment