Friday, October 21, 2011

KE HATIMU, BOLEH?



Me: "Aku ingin pulang . . ."
You: "Kemana?"
Me: "Ke hatimu, boleh?"

Karena di hatimulah saya merasakan rumah.

Entah bagaimana mulanya, saya tak tahu. Jejak kita beradaptasi dengan waktu, semakin berjarak. Lalu bagaimana lagi saya bisa pulang?

Bahkan kini saya telah kehilangan kunci itu, satu-satunya penghubung antara jemari kita yang tak pernah terpaut.

Masihkah saya harus mengendap-endap untuk mencoba menyusup dalam jendela hatimu? Ataukah saya harus menyusun kembali serpih-serpih kaca itu, yang kata orang hanyalah sepotong mimpi . . .

Ya, mungkin saya memang harus mencari rumah lain untuk dihinggapi . . .

No comments:

Post a Comment